Jumat, 05 Januari 2018

Kegunaan Matematika dan Statistik Dalam Bidang Pertanian



Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sumberdaya manusia suatu bangsa. Untuk mencapai ketahanan pangan diperlukan ketersediaan pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup, terdistribusi dengan harga terjangkau dan aman dikonsumsi bagi setiap warga untuk menopang aktivitasnya sehari-hari sepanjang waktu. Tingkat kebutuhan pangan terus bertambah seiring dengan bertambahnya penduduk.Salah satu sumber pemenuhan kebutuhan pangan adalah pertanian. Pertanian menjadi sentra ekonomi yang strategis bagi Indonesia. Sektor pertanian merupakan bagian integral dari sistem pembangunan nasional dirasakan akan semakin penting dan strategis.
Hal tersebut dikarenakan sektor pertanian tidak terlepas dan sejalan dengan arah perubahan dan dinamika lingkup nasional maupun internasional. Namun di sisi lain, kebutuhan akan komoditas pertanian tidak sebanding dengan produk pertanian yang dihasilkan. Beberapa faktor penyebab rendahnya produktivitas pertanian yaitu tingginya alih fungsi lahan sawah ke non sawah serta banyaknya bencana alam dan anomali iklim (Banjir, kekeringan dan longsor) yang terjadi pada wilayah produktif pertanian. Selain itu, sebagian besar petani di Indonesia masih menerapkan metode pertanian tradisional dalam pengolahannya. Sehingga hasil pertanian dirasa kurang memenuhi kebutuhan pangan nasional.
Salah satu ciri dari pertanian tradisional adalah tidak melakukan pengembangan pertanian dengan memanfaatkan data hasil pertanian sebelumnya. Pertanian yang dilakukan hanya berdasarkan pengalaman saja. Oleh karena itu dibutuhkan metode pertanian yang lebih modern dengan memadukan kecanggihan teknologi dan ilmu pertanian yang lebih modern. Dalam penerapan teknologi tersebut, tentu saja berbagai ilmu pengetahuan dicakup, seperti ilmu pertanian, teknik, serta matematika dan statistik. Sehingga di bidang pertanian, matematika dan statistic memiliki fungsi serta peranan penting.
Fungsi serta peranan penting matematika, yaitu: Pertama, Sebagai Alat Komunikasi. Statistik dapat digunakan sebagai penghubung antara beberapa pihak yang menghasilkan data statistik atau analisis statistik dengan penikmat data sebagai sarana untuk pengambilan keputusan. Contoh konkretnya, yaitu pemerintah dalam menentukan kebijakan impor beras akan menggunakan data yang dihasilkan pihak terkait selaku penghasil data, yaitu BPS atau Dinas Pertanian. Apakah kondisi beras surplus atau minus. Sehingga kebijakan yang dikeluarkan akan tepat dan sesuai kebutuhan. Contoh lain yaitu penyaluran pupuk bersubsidi, bantuan bibit, dll harus tepat sasaran dengan melihat data sebaran barang yang telah disalurkan.

Kedua,Sebagai alat atau metode Deskripsi. Yaitu penyajian data atau memberikan gambaran data hasil survei atau penelitian dengan berbagai teknik atau cara seperti tabel, grafik maupun diagram. Seperti laporan hasil produksi, laporan kejadian penyakit/ hama, dsb yang bisa dibaca, dipahami dan dimengerti secara sederhana oleh penikmat data. Ketiga, Sebagai alat atau metode Regresi. Yaitu meramalkan pengaruh data yang satu dengan data yang lain serta mengantisipasi gejala-gejala yang akan datang. Contohnya meramalkan waktu datangnya musim penghujan dengan mengamati data curah hujan tahun-tahun sebelumnya (statistik inferensial).

Keempat, Sebagai alat atau metode Korelasi. Yaitu untuk mengukur kekuatan hubungan atau besarnya hubungan antara suatu data dalam suatu penelitian. Sebagai contoh, data tentang penggunaan pupuk dengan penggunaan bibit tanaman tertentu. Apakah saling berpengaruh atau tidak. Kelima, Sebagai alat atau metode Komparasi.Yaitu untuk membandingkan data statistik terhadap dua kelompok data atau lebih. Contoh membandingkan penggunaan pupuk organik dan pupuk an-organik untuk menentukan pupuk yang lebih menguntungkan bagi petani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar