Pangan merupakan
kebutuhan yang paling mendasar bagi sumberdaya manusia suatu bangsa. Untuk
mencapai ketahanan pangan diperlukan ketersediaan pangan dalam jumlah dan
kualitas yang cukup, terdistribusi dengan harga terjangkau dan aman dikonsumsi
bagi setiap warga untuk menopang aktivitasnya sehari-hari sepanjang waktu.
Tingkat kebutuhan pangan terus bertambah seiring dengan bertambahnya
penduduk.Salah satu sumber pemenuhan kebutuhan pangan adalah pertanian.
Pertanian menjadi sentra ekonomi yang strategis bagi Indonesia. Sektor
pertanian merupakan bagian integral dari sistem pembangunan nasional dirasakan
akan semakin penting dan strategis.
Hal
tersebut dikarenakan sektor pertanian tidak terlepas dan sejalan dengan arah
perubahan dan dinamika lingkup nasional maupun internasional. Namun di sisi
lain, kebutuhan akan komoditas pertanian tidak sebanding dengan produk
pertanian yang dihasilkan. Beberapa faktor penyebab rendahnya produktivitas pertanian
yaitu tingginya alih fungsi lahan sawah ke non sawah serta banyaknya bencana
alam dan anomali iklim (Banjir, kekeringan dan longsor) yang terjadi pada
wilayah produktif pertanian. Selain itu, sebagian besar petani di Indonesia
masih menerapkan metode pertanian tradisional dalam pengolahannya. Sehingga
hasil pertanian dirasa kurang memenuhi kebutuhan pangan nasional.
Salah
satu ciri dari pertanian tradisional adalah tidak melakukan pengembangan
pertanian dengan memanfaatkan data hasil pertanian sebelumnya. Pertanian yang
dilakukan hanya berdasarkan pengalaman saja. Oleh karena itu dibutuhkan metode
pertanian yang lebih modern dengan memadukan kecanggihan teknologi dan ilmu
pertanian yang lebih modern. Dalam penerapan teknologi tersebut, tentu saja berbagai
ilmu pengetahuan dicakup, seperti ilmu pertanian, teknik, serta matematika dan
statistik. Sehingga di bidang pertanian, matematika dan statistic memiliki
fungsi serta peranan penting.
Fungsi serta
peranan penting matematika, yaitu: Pertama,
Sebagai Alat Komunikasi. Statistik dapat digunakan sebagai penghubung
antara beberapa pihak yang menghasilkan data statistik atau analisis statistik
dengan penikmat data sebagai sarana untuk pengambilan keputusan. Contoh
konkretnya, yaitu pemerintah dalam menentukan kebijakan impor beras akan
menggunakan data yang dihasilkan pihak terkait selaku penghasil data, yaitu BPS
atau Dinas Pertanian. Apakah kondisi beras surplus atau minus. Sehingga
kebijakan yang dikeluarkan akan tepat dan sesuai kebutuhan. Contoh lain yaitu
penyaluran pupuk bersubsidi, bantuan bibit, dll harus tepat sasaran dengan
melihat data sebaran barang yang telah disalurkan.
Kedua,Sebagai alat atau metode
Deskripsi. Yaitu penyajian data atau memberikan gambaran data hasil survei atau
penelitian dengan berbagai teknik atau cara seperti tabel, grafik maupun
diagram. Seperti laporan hasil produksi, laporan kejadian penyakit/ hama, dsb
yang bisa dibaca, dipahami dan dimengerti secara sederhana oleh penikmat data. Ketiga, Sebagai alat atau metode
Regresi. Yaitu meramalkan pengaruh data yang satu dengan data yang lain serta
mengantisipasi gejala-gejala yang akan datang. Contohnya meramalkan waktu
datangnya musim penghujan dengan mengamati data curah hujan tahun-tahun
sebelumnya (statistik inferensial).
Keempat, Sebagai alat atau metode
Korelasi. Yaitu untuk mengukur kekuatan hubungan atau besarnya hubungan antara
suatu data dalam suatu penelitian. Sebagai contoh, data tentang penggunaan
pupuk dengan penggunaan bibit tanaman tertentu. Apakah saling berpengaruh atau
tidak. Kelima, Sebagai alat atau
metode Komparasi.Yaitu untuk membandingkan data statistik terhadap dua kelompok
data atau lebih. Contoh membandingkan penggunaan pupuk organik dan pupuk
an-organik untuk menentukan pupuk yang lebih menguntungkan bagi petani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar