Pendidikan sangatlah penting, baik itu pendidikan
bagi anak normal maupun pendidikan bagi anak dengan berkebutuhan khusus. Karakteristik
spesifik anak berkebutuhan khusus pada umumnya berkaitan dengan tingkat
perkembangan fungsional. Karakteristik spesifik tersebut meliputi tingkat
perkembangan sensorik motor, kognitif, kemampuan berbahasa, keterampilan diri,
konsep diri, kemampuan berinteraksi social, serta kreatifitasnya. Untuk mengetahui secara jelas tentang
karakteristik pada setiap siswa, guru terlebih dahulu melakukan skrining atau
assessment agar mengetahui secara jelas mengenai kompetensi diri peserta didik
yang bersangkutan. Tujuannya agar saat memprogramkan pembelajaran, sudah
dipikirkan mengenai: Intervensi pembelajaran yang diangap cocok.assement disini
adalah kegiatan untuk mengetahui kemampuan dan kelemahan setiap peserta didik
dalam segi perkembangan kognitif dan perkembangan social, pengamatan yang
sensitive.
Kegiatan
ini biasannya memerlukan penginstrumen khusus secara baku atau dibuat sendiri
oleh guru kelas. Guru yang mempuni adalah guru yang mampu mengorganisir
kegiatan mengajar dikelas melalui program pembelajaran individual dengan
latihan kemampuan dan kelemahan setiap individu siswa. Pola kegiatan belajar
ini kita kenal dengan nama lain sebagai individualis eduka/jarogram (IEP)
selama proses kegiatan, guru kelas ditantang untuk dapat memberikan intervensi
khusus guna mengatasi bentuk kelainan-kelainan prilaku yang muncul, agar
pembelajaran berjalan dengan lancar.
Adanya
perbedaan karakteristik setiap peserta didik berkebutuhan khusus, akan
memerlukan kemampuan khusus guru. Guru dituntut memiliki kemampuan beraitan
dengan cara mengombinasikan kemampuan dan bakat setiap anak dalam beberapa
aspek. Aspek-aspek tersebut meliputi kemampuan berpikir, melihat, mendengar,
berbicara, dan cara besosialisasikan. Hal-hal tersebut diarahkan pada
keberhailan dari tujuan akhir pembelajaran, yaitu perubahan perilaku kearah
pendewasaan. Kemampuan guru semacam itu merupakan kemurahan seorang guru dalam
menyelaraskan keberadaannya dengan kurikulum yang ada kemudian diramu menjadi
sebuah program pembelajaran individual.
Model
pembelajaran terhadap peserta didik berkebutuhan khusus yang disiapkan oleh
para guru disekolah, ditunjukan agar peserta didik mampu untuk berinteraksi
terhadap lingkungan social. Pembelajaran tersebut disusun secara khusus melalui
penggalian kemampuan diri peserta didik yang paling dominan dan disahkan kepada
kurikulum berbaik kompetisi. Model bimbingan kepada pesrtadidik berkebutuhan
khusus, difokuskan dahulu terhadap prilaku non adaptif atau prilaku menyimpang
sebelum mereka melakukan kegiatan kegiatan program kegiatan belajar individual
bimbingan semacam ini dapat diterapkan didalam pengkondisian lingkungan yang
dapat mencapai perkembangan optimal dalam upaya pengembangan prilaku-prilaku
sesui dengan tugas-tugas perkembangnnya.
Setelah
kita dapat menerapkan model pembelajaran yang baik kepada anak keterbutuhan khusus,
baru kita dapat mulai mengajarkan materi-materi yang lain, misalnya matematika.
Kita mengajarkan matematika kepada anak keterbutuhan khusus haruslah memiliki
kesabaran, mulai dari memperkenalkan angka sampai mereka bisa berhitung. Tetapi
kita tidak boleh mengajarkan matematika itu secara monoton, melainkan harus
sambil bermain. Agar anak yang keterbutuhan khusus itu dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik dan lancar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar